Sebelum Anda terjun dalam bisnis peternakan ayam petelur, terlebih dahulu harus mengetahui sedikit gambarang perhitungan bisnis ayam petelur itu sendiri. Tujuannya untuk melihat berapa keuntungan yang didapatnya selama satu periode.
Beberapa hal yang harus diperhitungkan antara lain :
Harga ayam petelur
Harga ayam petelur tergantung dari mana kita akan memulai usaha ternak ayam petelur tersebut. Untuk menghasilkan ayam petelur yang siap produksi, Anda bisa memulai membeli ayam pullet atau melakukan broder doc sendiri. Namun bagi Anda yang baru pemula, sebaiknya membeli ayam petelur yang sudah pullet yang usianya sekitar 12 – 14 minggu.
Tapi kalau Anda sudah berpengalaman, bisa melakukannya dari ternak DOC. Kualitas DOC ada yang standar atau biasa dan ada juga yang platinum. Doc kualitas platinum tentu memiliki kelebihan yakni tahan terhadap perubahan cuaca.
Doc itu sendiri bisa dibeli dari berbagai perusahaan peternakan, misalnya dari Japfa, Phokpand, Malindo atau Wonokoyo. Masing-masing DOC dari tiap-tiap perusahaan memiliki kelebihan masing-masing.
Sebagai contoh, pullet dari Japfa akan menghasilkan telur dengan ukuran yang seragam, sedangkan dari Phokpand menghasilkan telur yang ukurannya besar. Adapun dari Malindo, telur yang dihasilkan ukurannya besar akan tetapi kulit cangkangnya tipis. Sedangkan dari Wonokoyo, telur yang dihasilkan berwarna coklat dan bagus, akan tetapi ukurannya tidak seragam.
Untuk saat ini, peternak yang ingin memulai ternak ayam petelur, dapat membeli pullet usia siap telur. Namun hal ini kurang disarankan, sebab pullet perlu beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Nah jika usia pullet yang baru adalah 14 minggu, maka masih ada waktu untuknya beradaptasi sampai usia siap bertelur.
Kandang ayam petelur
Kandang ayam petelur yang sampai sekarang ini yang paling efektif adalah jenis kandang baterai. Hampir semua usaha ternak ayam telur, dijalankan dengan menggunakan sistem kandang batterai. Pada awalnya memang membutuhkan modal yang cukup banyak, namun jenis kandang ini sangat memudahkan dalam hal operasional.
Harga kandang baterai dari kawat biasanya di jual per 1 set. Untuk satu setnya biasanya diperuntukkan untuk populasi 8 ekor ayam. Anda harus mengkalkulasi berapa set nantinya yang akan diperlukan untuk memulai usaha ternak ayam petelur Anda.
Jika usaha ternak ayam petelur Anda masih skala rumah tangga, misalnya kurang dari 100 ekor, maka kandang bisa dibuat sendiri dari bambu. Untuk usaha ternak ayam petelur skala besar, kandang baterai dari bambu sepertinya kurang efesien.
Jika Anda membuat kandang baterai sendiri, standar ukuran kandang baterai untuk ayam petelur persekat kandang yang tiap sekatannya diisi dengan 1 – 2 ekor ayam petelur dewasa siap produksi adalah 40 cm untuk panjang dan lebar, tinggi bagian depan dan belakang masing-masing 37 dan 30 cm.
Hal yang mesti diperhatikan juga adalah suhu dan kelembaban. Ayam petelur akan berproduksi optimal pada suhu 32 – 35 derajat Celcius dan kelembaban udara 60 – 70 %. Anda bisa menggunakan termometer dan higrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban.
Adapun untuk ukuran kandang ayam petelur dapat menyesuaikan dengan ketersediaan lahan. Disarankan dalam satu lokasi dibangunnya kandang, ada tempat penyimpanan pakan, penyimbanan obat, penampungan dan pengolahan limbah, kantor administrasi atau tempat karyawan.
Tetapi apabila ketersediaan lahan tidak mencukupi, yang terpenting adalah usaha ayam petelurnya dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 31 tahun 2004, standar ukuran kandang dengan jumlah populasi ayam petelur adalah sebagai berikut:
- Jumlah populasi 100 – 500 ekor, luas kandang 50 meter persegi.
- Jumlah populasi 500 – 1000 ekor, luas kandang 100 meter persegi.
- Jumlah populasi 1000 – 1500 ekor, luas kandang 150 meter persegi.
- Jumlah populasi 1500 – 2000 ekor, luas kandang 200 meter persegi.
- Jumlah populasi 2000 – 2500 ekor, luas kandang 250 meter persegi.
- Jumlah populasi 2500 – 3000 ekor, luas kandang 300 meter persegi.
Pakan ayam petelur
Pakan ayam petelur usia produksi, standardnya terdiri dari konsentrat, jagung dan dedak padi. Untuk meramu pakan ayam petelur, komposisinya adalah konsentrat 35 %, jagung 50% dan dedak padi sebanyak 15 %.
Konsentrat ayam petelur biasanya mengandung protein kasar antara 30 – 32 %. Sedangkan untuk jagung, kandungan protein kasarnya sekitar 7,68 %. Untuk dedak padi yang halus nilai protein kasarnya sekitar 12%.
Contoh cara menghitung modal pakan adalah sebagai berikut:
Pendapatan harian dan bulanan
Ayam petelur yang telah produksi, maka kebutuhan pakannya sebanyak 110 gram per ekor perhari. Seandainya kita memulai usaha ternak ayam petelur sebanyak 200 ekor, maka per hari kita butuh 22 kg.
Biaya pakan per hari, 22 kg x 8500 rupiah = 187.000 rupiah
Biaya pakan per minggu, 7 x Rp. 187.000,- = 1.309.000 rupiah
Produksi telur ayam katakanlah sebanyak 80%. Jadi, dari 200 ekor ayam petelur akan diperoleh telur sebanyak 160 butir. Jika ukuran telurnya standar, maka tiap kg terdiri dari 17 butir telur. Oleh karena itu per hari kita akan mendapatkan telur sebanyak 160/17= 9.4 kg telur per hari.
Sekarang bisa kita kalikan dengan harga jual telur misalnya Rp. 19.000 per kg nya. Maka per hari omset yang kita dapatkan adalah 9.4 x Rp. 19.000 = Rp. 178.600,-
Selanjutnya, penghasilan kotor harian yang kita peroleh adalah 178.600 - 187.000 = -8.400. Maka pendapatan kotor bulanan adalah Rp. -252.000
Ini artinya Anda akan mengalami kerugian jika harga jualnya 19.000 dan harga pakannya 8.500 per kilo.
Pengeluaran Bulanan
Pengeluaran bulanan meliputi biaya untuk vitamin, listrik, air, gaji karyawan dan biaya tak terduga. Ini juga harus diperhitungkan dengan cermat.
Modal
Jika menurut Anda perhitungan bisnis ayam petelur ini menguntungkan, maka Anda bisa melakukan hitung-hitungan modal. Mengenai sumber modal, menurut Saya itu persoalan yang sifatnya pribadi.
Misalnya :
Analisa Balik Modal Usaha
Rata-rata ayam petelur diafkir pada usia sekitar 2 tahun atau 96 minggu. Dikurangi usia sampai siap telur selama 18 minggu, jadi usia produktif ayam petelur sekitar 78 minggu atau 19,5 bulan. Misalnya pendapatan bersih selama usia produktif per bulan adalah 500 ribu, maka 500.000 x 19,5 bulan adalah Rp. 9.750.000 rupiah
Pada saat afkir, bobot standard ayam petelur masa produksi adalah sekitar 1,9 kg. Harga per kg hidup misalnya dibeli seharga 19.000 rupiah per kg. Tingkat kematian 15 %, maka jumlah afkir yang tersisa berjumlah 85 ekor. Maka Pendapatan dari penjualan afkir sebanyak 85 x 1,9 x 19.000 = 3.685.000 rupiah.
Ini artinya butuh waktu yang lama untuk menuju BEP. Kenyataannya memang kebanyakan peternak mengalami seperti ini. Periode pertama pemeliharaan, kalau sudah balik modal itu sudah bagus namun memerlukan kerja keras dan manejemen yang sangat baik.
Sebenarnya peternak sudah mendapatkan untung dalam bentuk aset yaitu kandang dan peralatan. Meskipun peralatan tersebut sudah mengalami sedikit penyusutan. Oleh karena itu, kandang sebaiknya dibuat dengan sangat berkualitas. Bahan-bahan yang digunakan sebaiknya memiliki ketahanan yang tinggi terhadap cuaca.
Itulah analisa usaha ayam petelur 2017 yang Saya ambil dari laman Kambing Joynim. Tentu saja analisa usaha ayam petelur 1000 ekor berbeda dengan 100 ekor sehingga keuntungan ayam petelur 1000 ekor juga pasti berbeda dengan 100 ekor saja.
Yang jelas, semuanya tergantung dari model kandang ayam petelur yang dibuat dan ukuran kandang ayam petelur 1000 ekor, harga ayam petelur siap telur dan faktor lainnya.
Beberapa hal yang harus diperhitungkan antara lain :
Harga ayam petelur
Harga ayam petelur tergantung dari mana kita akan memulai usaha ternak ayam petelur tersebut. Untuk menghasilkan ayam petelur yang siap produksi, Anda bisa memulai membeli ayam pullet atau melakukan broder doc sendiri. Namun bagi Anda yang baru pemula, sebaiknya membeli ayam petelur yang sudah pullet yang usianya sekitar 12 – 14 minggu.
Tapi kalau Anda sudah berpengalaman, bisa melakukannya dari ternak DOC. Kualitas DOC ada yang standar atau biasa dan ada juga yang platinum. Doc kualitas platinum tentu memiliki kelebihan yakni tahan terhadap perubahan cuaca.
Doc itu sendiri bisa dibeli dari berbagai perusahaan peternakan, misalnya dari Japfa, Phokpand, Malindo atau Wonokoyo. Masing-masing DOC dari tiap-tiap perusahaan memiliki kelebihan masing-masing.
Sebagai contoh, pullet dari Japfa akan menghasilkan telur dengan ukuran yang seragam, sedangkan dari Phokpand menghasilkan telur yang ukurannya besar. Adapun dari Malindo, telur yang dihasilkan ukurannya besar akan tetapi kulit cangkangnya tipis. Sedangkan dari Wonokoyo, telur yang dihasilkan berwarna coklat dan bagus, akan tetapi ukurannya tidak seragam.
Untuk saat ini, peternak yang ingin memulai ternak ayam petelur, dapat membeli pullet usia siap telur. Namun hal ini kurang disarankan, sebab pullet perlu beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Nah jika usia pullet yang baru adalah 14 minggu, maka masih ada waktu untuknya beradaptasi sampai usia siap bertelur.
Kandang ayam petelur
Kandang ayam petelur yang sampai sekarang ini yang paling efektif adalah jenis kandang baterai. Hampir semua usaha ternak ayam telur, dijalankan dengan menggunakan sistem kandang batterai. Pada awalnya memang membutuhkan modal yang cukup banyak, namun jenis kandang ini sangat memudahkan dalam hal operasional.
Harga kandang baterai dari kawat biasanya di jual per 1 set. Untuk satu setnya biasanya diperuntukkan untuk populasi 8 ekor ayam. Anda harus mengkalkulasi berapa set nantinya yang akan diperlukan untuk memulai usaha ternak ayam petelur Anda.
Jika usaha ternak ayam petelur Anda masih skala rumah tangga, misalnya kurang dari 100 ekor, maka kandang bisa dibuat sendiri dari bambu. Untuk usaha ternak ayam petelur skala besar, kandang baterai dari bambu sepertinya kurang efesien.
Jika Anda membuat kandang baterai sendiri, standar ukuran kandang baterai untuk ayam petelur persekat kandang yang tiap sekatannya diisi dengan 1 – 2 ekor ayam petelur dewasa siap produksi adalah 40 cm untuk panjang dan lebar, tinggi bagian depan dan belakang masing-masing 37 dan 30 cm.
Hal yang mesti diperhatikan juga adalah suhu dan kelembaban. Ayam petelur akan berproduksi optimal pada suhu 32 – 35 derajat Celcius dan kelembaban udara 60 – 70 %. Anda bisa menggunakan termometer dan higrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban.
Adapun untuk ukuran kandang ayam petelur dapat menyesuaikan dengan ketersediaan lahan. Disarankan dalam satu lokasi dibangunnya kandang, ada tempat penyimpanan pakan, penyimbanan obat, penampungan dan pengolahan limbah, kantor administrasi atau tempat karyawan.
Tetapi apabila ketersediaan lahan tidak mencukupi, yang terpenting adalah usaha ayam petelurnya dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 31 tahun 2004, standar ukuran kandang dengan jumlah populasi ayam petelur adalah sebagai berikut:
- Jumlah populasi 100 – 500 ekor, luas kandang 50 meter persegi.
- Jumlah populasi 500 – 1000 ekor, luas kandang 100 meter persegi.
- Jumlah populasi 1000 – 1500 ekor, luas kandang 150 meter persegi.
- Jumlah populasi 1500 – 2000 ekor, luas kandang 200 meter persegi.
- Jumlah populasi 2000 – 2500 ekor, luas kandang 250 meter persegi.
- Jumlah populasi 2500 – 3000 ekor, luas kandang 300 meter persegi.
Pakan ayam petelur
Pakan ayam petelur usia produksi, standardnya terdiri dari konsentrat, jagung dan dedak padi. Untuk meramu pakan ayam petelur, komposisinya adalah konsentrat 35 %, jagung 50% dan dedak padi sebanyak 15 %.
Konsentrat ayam petelur biasanya mengandung protein kasar antara 30 – 32 %. Sedangkan untuk jagung, kandungan protein kasarnya sekitar 7,68 %. Untuk dedak padi yang halus nilai protein kasarnya sekitar 12%.
Contoh cara menghitung modal pakan adalah sebagai berikut:
- Misalnya kita akan membuat pakan sebanyak 100 kg. Maka kita butuh konsentrat, jagung dan dedak padi masing-masing sebanyak 35 kg, 50 kg dan 15 kg.
- Misalnya harga konsentrat dari produk Japfa, 1 karung dengan berat 50 kg harganya 400.000 ribu. Maka harga perkilo konsentrat adalah 400.000/50 = 8000 rupiah per kg. Harga jagung per kgnya 3500 rupiah dan harga dedak padi per kg nya 3000 rupiah.
- Untuk 100 kg pakan, biaya yang kita butuhkan adalah ; Konsentrat 35 kg x 8000 = 280.000 rupiah, jagung 50 kg x 3500 = 175.000 rupiah dan dedak padi 15 kg x 3000 = 45.000 rupiah. Maka total biaya untuk 100 kg adalah 855.000 rupiah atau harga per kg nya jatuh pada 8500 rupiah per kg.
Pendapatan harian dan bulanan
Ayam petelur yang telah produksi, maka kebutuhan pakannya sebanyak 110 gram per ekor perhari. Seandainya kita memulai usaha ternak ayam petelur sebanyak 200 ekor, maka per hari kita butuh 22 kg.
Biaya pakan per hari, 22 kg x 8500 rupiah = 187.000 rupiah
Biaya pakan per minggu, 7 x Rp. 187.000,- = 1.309.000 rupiah
Produksi telur ayam katakanlah sebanyak 80%. Jadi, dari 200 ekor ayam petelur akan diperoleh telur sebanyak 160 butir. Jika ukuran telurnya standar, maka tiap kg terdiri dari 17 butir telur. Oleh karena itu per hari kita akan mendapatkan telur sebanyak 160/17= 9.4 kg telur per hari.
Sekarang bisa kita kalikan dengan harga jual telur misalnya Rp. 19.000 per kg nya. Maka per hari omset yang kita dapatkan adalah 9.4 x Rp. 19.000 = Rp. 178.600,-
Selanjutnya, penghasilan kotor harian yang kita peroleh adalah 178.600 - 187.000 = -8.400. Maka pendapatan kotor bulanan adalah Rp. -252.000
Ini artinya Anda akan mengalami kerugian jika harga jualnya 19.000 dan harga pakannya 8.500 per kilo.
Pengeluaran Bulanan
Pengeluaran bulanan meliputi biaya untuk vitamin, listrik, air, gaji karyawan dan biaya tak terduga. Ini juga harus diperhitungkan dengan cermat.
Modal
Jika menurut Anda perhitungan bisnis ayam petelur ini menguntungkan, maka Anda bisa melakukan hitung-hitungan modal. Mengenai sumber modal, menurut Saya itu persoalan yang sifatnya pribadi.
Misalnya :
- Harga pullet usia 14 minggu adalah 50.000. Untuk 100 ekor pullet modalnya sebanyak 5.000.000. Populasi 100 ekor kebutuhan lahannya sekitar 50 meter persegi. Untuk membeli kayu, atap dan penutup samping saya perkirakan bianyanya 11.000.000.
- Kandang baterai. Seratus ekor pullet butuh 13 set kandang baterai. Harga 1 setnya 150.000, maka totalnya adalah 1.950.000.
- Biaya pakan selama 4 minggu sebelum bertelur adalah 2.618.000 rupiah (Jika pakan 8500/kilo). Sehingga modal awal yang diperlukan adalah sebanyak Rp. 15.568.000
Analisa Balik Modal Usaha
Rata-rata ayam petelur diafkir pada usia sekitar 2 tahun atau 96 minggu. Dikurangi usia sampai siap telur selama 18 minggu, jadi usia produktif ayam petelur sekitar 78 minggu atau 19,5 bulan. Misalnya pendapatan bersih selama usia produktif per bulan adalah 500 ribu, maka 500.000 x 19,5 bulan adalah Rp. 9.750.000 rupiah
Pada saat afkir, bobot standard ayam petelur masa produksi adalah sekitar 1,9 kg. Harga per kg hidup misalnya dibeli seharga 19.000 rupiah per kg. Tingkat kematian 15 %, maka jumlah afkir yang tersisa berjumlah 85 ekor. Maka Pendapatan dari penjualan afkir sebanyak 85 x 1,9 x 19.000 = 3.685.000 rupiah.
Ini artinya butuh waktu yang lama untuk menuju BEP. Kenyataannya memang kebanyakan peternak mengalami seperti ini. Periode pertama pemeliharaan, kalau sudah balik modal itu sudah bagus namun memerlukan kerja keras dan manejemen yang sangat baik.
Sebenarnya peternak sudah mendapatkan untung dalam bentuk aset yaitu kandang dan peralatan. Meskipun peralatan tersebut sudah mengalami sedikit penyusutan. Oleh karena itu, kandang sebaiknya dibuat dengan sangat berkualitas. Bahan-bahan yang digunakan sebaiknya memiliki ketahanan yang tinggi terhadap cuaca.
Itulah analisa usaha ayam petelur 2017 yang Saya ambil dari laman Kambing Joynim. Tentu saja analisa usaha ayam petelur 1000 ekor berbeda dengan 100 ekor sehingga keuntungan ayam petelur 1000 ekor juga pasti berbeda dengan 100 ekor saja.
Yang jelas, semuanya tergantung dari model kandang ayam petelur yang dibuat dan ukuran kandang ayam petelur 1000 ekor, harga ayam petelur siap telur dan faktor lainnya.